bayyinaat

Published time: 14 ,February ,2018      06:59:45
Laki-laki, perempuan, dari dewasa hingga anak-anak bersemangat mengikuti pawai ini seraya membawa atribut bendera negaranya dan membawa foto Imam Ali Khamenei.
Berita ID: 101

Lautan manusia terbentang berjejal sejauh mata memandang di alun-alun ikonik Azadi di Tehran, -,sebuah lokasi tradisional yang biasa digunakan untuk merayakan ulang tahun kemenangan revolusi Islam,- dipenuhi oleh jutaan lapisan masyarakat.

Para pria, wanita, pemuda-pemudi dan anak-anak benar-benar bersemangat melambaikan bendera Republik Islam sambil mengangkat tinggi-tinggi potret Imam Ali Khamenei. Sementara para ibu dengan penuh semangat tanpa beban capek mendorong kereta dorong dengan bayi mereka di dalamnya menjadi pemandangan yang biasa. Lebih lama lagi, semakin banyak mengalir rombongan ibu-ibu bahkan saat puncak upacara peringatan berlangsung.

Pemandangan lumrah seperti itu tidak hanya terjadi di Tehran, demikian di Qom, yang terletak sekitar 156 km barat daya Tehran. Kota ini adalah sebuah kota suci penganut muslim Syiah yang terdapat makam Sayyidah Fatimah al-Masumah, saudari Imam Ali ar-Ridha. Kota ini pula merupakan pusat pendidikan dan ikonik muslim Syiah terbesar di dunia. Di kota ini pula, ribuan manusia memadati jalan dan ruas sepanjang jalan raya Shafaiyah dekat mushalla al-Quds sampai makam Sayyidah Maksumah.

Tumpah ruah manusia dari berbagai kota dan pelosok negeri itu jelas punya makna. Hal itu adalah sebagai tanggapan masyarakat atas tuduhan skandal Washington terhadap sistem pemerintahan dan kepemimpinan Islam pasca demonstrasi pada akhir Desember 2017 dan awal Januari 2018.

Bagi rakyat Iran, perayaan kemenangan ini disebut sebagai Dah-e Fajr (Sepuluh Hari Fajar) yang bertepatan pada tanggal 11 Februari 2018. Kata Dah-e Fajr bukan asal comot, dia lahir berdasarkan ayat al-quran, "Wal-Fajr, wa layaalin ashr" sekaligus mengacu pada sepuluh hari terakhir sebelum sisa keangkuhan rezim Shah digulingkan dan pemerintah revolusioner Islam ditegakkan.

Selain itu, perayaan tahun ini dianggap semakin penting setelah meletusnya demonstrasi pada tanggal 28 Desember 2017 terkait protes melambungnya harga-harga pangan dan merajalela korupsi yang dengan cepat dibajak oleh agen provokator yang kemudian berubah menjadi serangan huru hara dan pembakaran yang memantik spekulasi opini liar di dunia Barat.

Dimulai pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang jelas miskin informasi, puluhan pengamat Barat tak kalah bergegas mengumumkan bahwa rakyat Iran telah berbalik melawan sistem pemerintahan sah dan kepemimpinan Islam.

Dr Foad Izadi, profesor di Universitas Tehran dalam sebuah pernyataan mengatakan, Trump telah melakukan berbagai bantuan besar kepada provokator. Dia juga menjelaskan bahwa generasi muda Iran yang tidak menyaksikan terungkapnya peristiwa selama tahun-tahun revolusi Islam tidak banyak mengerti mengenai permusuhan antara AS terhadap Iran.

Sekarang, para pemuda generasi baru itu, menyaksikan permusuhan ekstrem Donald Trump secara langsung, dan mulai memahami sifat sejati AS yang dijuluki oleh Bapak Revolusi Islam, Imam Khomeini sebagai Syetan-e Buzurg (Setan Besar).

Perayaan 11 Februari kemarin adalah jawaban tuntas rakyat Iran atas pernyataan buruk AS dan tanpa sadar pemerintah Barat. Imam Ali Khamenei dalam sebuah pidato pasca kerusuhan yang didukung oleh Barat-Zionis menegaskan bahwa rakyat Iran akan menanggapi tuduhan Barat dalam aksi perayaan ulang tahun kemenangan Revolusi Islam.

Bahkan sebelum perayaan Dah-e Fajr, jutaan rakyat Iran di berbagai kota, telah keluar rumah membanjiri jalan-jalan raya dan medan utama kota usai kerusuhan dan menyatakan dukungan penuh terhadap sistem dan kepemimpinan Islam. Demonstrasi ini berlangsung lebih dari seminggu.

Tetapi, media Barat mencoba mendistorsi demonstrasi massif ini yang secara terang-terangan membalikkan realitas dengan menyebut demonstrasi dukungan sistem Islam sebagai "anti-pemerintah". Sayangnya, kebanyakan masyarakat Barat tidak mengetahui Republik Islam, dan mereka benar-benar disesatkan oleh tipu musliha. Beberapa media bahkan menggunakan rekaman protes tahun 2009 dan mempresentasikannya sebagai sesuatu yang baru terjadi.

Dus, perayan Dah-e Fajr yang bertepatan dengan 11 Februari 2018 kemarin jelas merupakan jawaban telak rakyat Iran atas semua tuduhan skandal Barat dan AS. Masyarakat Barat yang berpikir dan percaya bahwa rakyat Iran menentang sistem pemerintahan Islam hanya membodohi diri mereka sendiri.

Demo Dah-e Fajr yang jatuh pada 11 Februari lalu, sekali lagi menegaskan bahwa rakyat Iran sepenuhnya mendukung Revolusi Islam dan tidak akan goyah dalam tekad untuk melanjutkan jalan kebenaran, keadilan dan perdamaian. [Ibnu Turkan]


komentar Pemirsa
Nama:
Email:
* Pendapat: