bayyinaat

Published time: 27 ,February ,2017      14:25:56
Tajassus itu biasanya mencari-cari kejelekan yang bukan hanya dijadikan sebagai file pribadi namun lebih dari itu adalah untuk diperbincangkan dengan khalayak umum. Tajassus selalunya identik dengan mencari-cari hal yang negatif akan tetapi jika untuk hal yang positif, maka digunakan kata tahassus.
Berita ID: 33

Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 12 Bag. 2Tajassus (mata-mata) adalah mencari-cari atau menginginkan untuk mengetahui cacat saudara semuslimmu agar kamu mengetahui kesalahan yang ada pada dirinya, jangan mencari tahu sesuatu yang tersembunyi sampai-sampai sesuatu itu terungkap.[i]

﴿ وَلا تَجَسَّسُوا ﴾ Makna Tajassus pada ayat ini adalah larangan untuk mencari-cari kesalahan muslimin dan mengbongkar apa yang telah tersembunyi bagi mereka. Tajassus selalunya identik dengan mencari-cari hal yang negatif akan tetapi jika untuk hal yang positif, maka digunakan kata tahassus. Sebagaimana dalam Q.S. Yusuf:87

(یا بُنَي اذهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِن يُوسُف و أَخِيه )[ii]

Orang yang mempunyai prasangka buruk pada orang lain, biasanya dia akan mencari-cari kesalahan orang yang diprasangkainya itu, dan inilah kaitan tajassus dengan larangan berprasangka buruk sebelumnya. Yakni pada hakikatnya prasangka buruk itu sebagai sebab terjadinya tajassus. Dan tajassus merupakan sebab terungkapnya rahasia seseorang ke muka umum.

Allah melarangnya karena yang seharusnya menaungi sebuah masyarakat adalah hal-hal yang baik, kalaupun ada keburukan, biarkan itu terpendam dan jangan justru dijadikan buah bibir. Jika hal itu terjadi, maka niscaya suatu kejelekan akan menjadi tabu di tengah masyarakat, dan akibatnya adalah keburukan menjadi rakyat, dianggap biasa, dan masyarakat tidak lagi terwarnai hal-hal yang mulia dan terbiasa dengan keburukan yang kemudian hancurlah system keharmonisan masyarakat. Tajassus itu biasanya mencari-cari kejelekan yang bukan hanya dijadikan sebagai file pribadi namun lebih dari itu adalah untuk diperbincangkan dengan khalayak umum.

يا مَعشَرَ مَن آمَنَ بِلِساَنِهِ و لَم يُؤمِن بِقَلبِهِ لا تَغتاَبُوا المسلمين ولا تَتَّبَعُوا عَورَاتَهم فإنَّه مَن تَتَبَّعَ عَورَةَ أَخيه تتبَّع الله عورتَه و من تتبَّع الله عورتَه يُفضِحُهُ في جَوفِ بيتِه

"Aku mendengar Aba Abdillah ash-Shodiq as bersabda; ‘Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah dengan suara lantang, ‘Wahai yang telah memeluk islam dengan lidahnya tetapi iman belum memasuki hatinya, janganlah menghina orang-orang Muslim. Dan janganlah menelusuri keburukan mereka karena siapa yang menelusuri keburukan mereka, maka Allah akan telusuri keburukannya. Dan siapa yang Allah telusuri keburukannya, Allah akan mempermalukannya sekali pun orang itu berada dirumahnya sendiri.””[iii]

Imam Bagir as berkata: “Wajib bagi setiap mukmin menyembunyikan kesalahan bahkan tujuh puluh kesalahan besar saudara mukminnya untuk menjaga martabatnya[iv]

Imam Ali as berkata: “Orang yang paling jahat adalah orang yang mencari-cari aib orang lain sementara ia melupakan aibnya sendiri[v]

Imam Ali as berkata: “Pandanglah buruk pada dirimu apa yang engkau pandang buruk pada selainmu[vi]

Maka hindarilah tajassus, seperti saat kamu melihat cacat seseorang maka kembalikanlah pada dirimu. Sadarilah bahwa di sekujur jiwa dan ragamu itu masing-masing mempunyai banyak cacat lalu instropeksilah dirimu yang serba berkekurangan itu. Jangan pernah kamu menganggap remeh dan hina orang lain, malah justru harus sebaliknya yaitu junjunglah kehormatan tiap-tiap mukmin karena siapa yang mengetahui derajat seseorang, yang perlu di khawatirkan mungkin saja yang kamu anggap remeh atau bahkan kau hinakan itu derajatnya di sisi Allah jauh lebih mulia ketimbang dirimu. Jangan kamu justru menikmati cacat orang lain untuk dijadikan bahan tertawaan dan senda gurau. Sungguh ketahuilah bahwa jutaan mata telah siap berprasangka buruk, mencari dan membongkar serta menggunjing aib dan cacatmu.

Telah dijelaskan dengan gamblang bahwa al-Quran dalam ayat ini melarang tajassus. Dan sampai di sini tidak didapati suatu batasan dan syarat untuk pelarangan tajassus yang mana mengisyaratkan bahwa tajassus dan usaha dalam membeberkan rahasia orang lain adalah perbuatan dosa secara mutlak. Akan tetapi ada pengecualian tajassus yang artinya tajassus sah saja dikerjakan, yang dijelaskan baik dalam ayat lain maupun dari hadis dan riwayat yang menunjukkan bahwa larangan ini hanya terkait dengan kehidupan pribadi saja dan tidak mencakup kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, sebuah negara harus mengetahui kemampuan dan strategi musuh demi mempertahankan martabat dan keamanan bangsanya dan ini adalah tindakan yang masuk akal. Dan pada kenyataannya memang pemerintahan di seluruh negara mempunyai mata-mata yang dikhususukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Bahkan Rasulullah Saw pun menunjuk seseorang sebagai mata-mata untuk mengumpulkan informasi apapun dan darimanapun. Dan perlu diperhatikan bahwa garis pembatas antara tajassus yang dilarang dengan mencari informasi penting dengan tujuan menjaga keamanan masyarakat, sangatlah tipis sehingga perkara ini perlu dikerjakan dengan teliti demi terjaganya harga diri dan kehormatan seseorang serta terpeliharanya keamanan masyarakat dan negara dari segala marabahaya. [vii]

Berkenaan dengan asbab nuzul dari ayat 12 surah al-Hujurat terkait dengan penggalan dari ayat ini yaitu;

Al-Alusi mengutib dari kitab Makarim Akhlaqnya, Al-Kharaithi dari Tsaur al-Kindi tentang Umar bin Khattab:”Suatu malam Umar tengah meronda di malam hari sendiri, lalu ia mendengar suara seseorang dari dalam rumahnya sedang bernyanyi. Lantas Umar pun langsung melompat masuk ke halaman rumah orang itu melewati pagar, dan seketika itu juga Umar mendapatinya sedang bersama wanita yang bukan istrinya dan di sampingnya pula terdapat khomer. Kemudian Umar memergokinya dan berkata,’Wahai musuh Allah, apa kamu kira Allah telah menutup aibmu sedang kamu berada dalam kemaksiatan?’ Dia menjawab, ‘Dan kamu Wahai Amirul Mukminin janganlah terlalu gegabah menuduhku. Saya memang bermaksiat, tapi kamu melebihiku telah melakukan tiga pelanggaran sekaligus yaitu, ‘Allah telah berfirman: ﴿ولاتَجَسَّسُوا﴾ tapi kamu telah tajassus. Dan Allah juga telah berfirman : ﴿ واتُوا البُيُوتَ من أبوَابِها﴾ QS. Al-Baqarah:189, dan kamu telah masuk rumah lewat pagar bukan lewat pintu. Allah pun telah berfirman dalam QS. An-Nur:27(لا تَدخُلُوا بُيُوتاً غَيرَ بُيُوتِكُم حتى يَستَأنِسُوا و تُسَلِّمُوا على أهلِها﴾ dan kamu telah masuk ke rumah orang lain tanpa izin. Lalu Umar berkata padanya,’Apa jika aku memaafkanmu maka kamu akan menjadi baik?’ dan dia mengiyakannya, lalu Umar pun meninggalkannya.[viii]

Di dalam riwayat Said bin Manshur oleh Hasan bahwasanya seseorang telah melapor pada Umar bahwa ada seorang yang sering mabuk-mabukan akan tetapi ketika ia ke luar rumah, dia tidak lagi dalam keadaan mabuk. Lalu Umar memerintah orang itu untuk mencari tahu sekitar jam berapakah orang itu biasa minum khomer agar Umar bisa memergokinya. Setelah dia mendapat informasi, lantas orang itu berkata pada Umar,’sekarang dia sedang menyiapkan minumannya.’ Dan mereka berdua pun menuju rumah orang itu. Dan saat itu memang dia tengah menyiapkan minumannya, kemudian Umar pun minta izin untuk masuk lalu dengan lekas dia menyembunyikan minumannya, barulah Umar dipersilahkan masuk. Lalu Umar berkata,’Demi Allah aku telah mencium bau khomer, kamu meminumnya? Lalu dia menjawab,’Wahai Ibnu Khattab, dan kamu telah melakukan pelanggaran juga, bukankah Allah telah melarang Tajassus? Barulah Umar teringat lalu dia minta izin pulang.[ix] [Hakimah Khofiful Luthfiyah]



[i] Tafsir majma al-Bayan, jld. 9, hlm.228.

[ii] Tafsir Quran Mehr, jld. 19, hal 282 dan Tarjomeh-e Tafsir al-Mizan, jld. 18, hlm.484.

[iii] Mahajjah al-Baydha, jld. 5, hlm.252.

[iv] Allamah al-Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 74 hlm.301.

[v] Tharaif al-Hikam, hlm.176.

[vi] Syaikh Fadhlullah al-Hairi, Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku, hlm.109, bab Budi Pekerti yang Baik, hadis no. 4.

[vii] Tafsir Nemuneh, jld. 22, hlm. 188 dan Tafsir Jawan, jilid 22, hlm.128-129.

[viii] Tafsir al-Alusi, jld. 26, hlm. 157

[ix] Tafsir al-Alusi, jld. 26, hlm. 157-158.

komentar Pemirsa
Nama:
Email:
* Pendapat: