bayyinaat

Published time: 23 ,March ,2017      12:20:16
Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang mengilustrasikan kehidupan pasca kematian, hari kebangkitan, cara menghidupakn kembali orang-orang yang telah mati, timbangan, perhitungan, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kehidupan setelah kematian.
Berita ID: 56

Salah satu dasar dan pondasi keyakinan dalam agama Islam adalah keyakinan terhadap Ma’ad atau hari kebangkitan.[1] Semua manusia yang datang dan pergi silih berganti, sesaat ia menetap dan hidup. Semua makhluk yang tinggal di alam lain tak terkecuali akan hidup kembali dan hadir di hadapan pengadilan Tuhan. Mereka akan mendapatkan balasan atau siksaan yang abadi, surga ataukah neraka.

Beriman kepada hari kebangkitan merupakan syarat dan konsekuensi seorang muslim. Dengan demikian, siapapun yang mengingkarinya, ia tidak tergolong orang Islam.

Semua utusan Tuhan –dari Adam sampai Muhammad SAWW- selalu menjelaskan dasar keimanan terhadap hari kebangkitan setelah menetapkan keimanan terhadapap Tuhan. Mereka menyeru sekalian manusia untuk beriman kepada kehidupan akhirat.

Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang mengilustrasikan kehidupan pasca kematian, hari kebangkitan, cara menghidupakn kembali orang-orang yang telah mati, timbangan, perhitungan, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kehidupan setelah kematian.[2]

Jumlah yang tak sedikit tersebut mengindikasikan posisi agung keyakinan terhadap hari kebangkitan dalam Islam dan peran aktifnya dalam menciptakan kebahagiaan manusia. Oleh karena itu, sering kali didapati keimanan kepada hari kebangkitan disebut tanpa terpisah setelah penyebutan keimanan kepada Tuhan. Seperti yang kita baca dalam ayat 62 surah al-Baqarah: "Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kebangkitan dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kehawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.[3]

Sekelompok ayat menjelaskan dampak-dampak pahit dan mengerikan dari pengingkaran akan hari kebangkitan[4], sekelompok lagi menjelaskan kebahagiaan[5] dan kesengsaraan abadi[6], sebagaimana Al-Qur’an dengan pelbagai metode telah memaparkan hubungan dan relasi antara perbuatan baik dan buruk dengan balasan ukhrawinya. Al-Qur’an dengan berbagai metode menjelaskan bahwa terjadinya hari kebangkitan adalah hal yang mungkin terjadi[7] dan sebuah peristiwa yang lazim.[8]

(Disadur dari Buku Panduan Akidah, karya Dr Ali Syirvani)



[1] Secara linguistik, Ma’âd merupakan masdar mim, isim zaman dan tempat dari akar kata ‘awada yang berarti kembali. Kata ini hanya sekali digunakan oleh Al–Qur’an: sesungguhnya Dia yang telah mewajibkan atasmu Al–Qur’an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali (makkah)” (QS. Al-Qashash: 85) Dalam ayat ini, Ma’âd dipakai dengan arti linguistiknya. Pada pembahasan selanjutnya kita akan bawakan nama-nama lain dari hari kebangitan.

[2] Sekelompok orang pernah menghitung jumlah ayat-ayat yang berkaitan dengan hari kebangkitan atau kehidupan pasca kematian. Ayat itu sampai pada bilangan 1400 ayat. Allamah Thabathabai menghitungnya sampai sekitar 2000 ayat. (Ma’ad-syenasi, Ayatullah Subhani, terjemahan Ali Syirwani, penerbitan Az-Zahra’, hal.10.

[3] Al-Al-Baqarah:: 8, 126, 177, 228, 232, 264; Âli ‘Imrân:: 114, 38, 39, 59; an-Nisâ’: 16 2; al-Mâ`idah: 69; at-At-Taubah:: 18, 19, 29, 44, 45 dan 99.

[4] Al-Isrâ’ 10; al-Furqân 11; Saba`: 8; al-Mu`minûn: 74.

[5] Ar-Rahmân 46 dan seterusnya; al-Wâqi’ah 15-38; ad-Ad-Dahr:: 11-21.

[6] Al-Hâqqah: 20-27; al-Al-Mulk:: 6-11; al-Wâqi’ah: 42-56.

[7] Al-Ahqâf: 33; al-Isrâ`: 49-50.

[8] Al-Hajj: 6 dan 7.

komentar Pemirsa
Nama:
Email:
* Pendapat: