bayyinaat

Published time: 22 ,February ,2017      09:28:05
Umi Syauqi
Sosok potret perempuan menurut Islam adalah ia bisa mengembangkan segala potensi dan perannya sebagai perempuan sendiri, ia sebagai bagian dari keluarga dan ia sebagai lapisan dari masyarakat dalam menjalankan tugasnya sebagai mahluk yang agung dengan tiada tujuan lain selain ketaatan kepada Sang Pemberi Amanah.
Berita ID: 26

Perempuan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang tinggi, dengan datangnya Risalah Rasulullah saw segala hal yang mendiskriminasi perempuan telah terhapus, perempuan berada pada kedudukan yang agung sebagai makhluk Tuhan. Perempuan sebagai dirinya sendiri mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya kepada Sang Pemberi Amanat. Perempuan juga sebagian dari elemen keluarga dan masyarakat, tentunya mempunyai peran penting, baik dalam ruang lingkup keluarga dan sosial atau masyarakat. Topik bahasan ini tidak akan habis dikupas, dan uniknya akan menjadi trend jika dikaji dari berbagai segi.

Perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki dalam hal ketaatan dan ibadah kepada Tuhan, sebagaimana ayat Al-Quran menjelaskan sebaik-baik diantara kalian di sisi-Ku adalah yang paling bertaqwa diantara kalian.

إِنَّأَکرَمَکُم عِندَاللّهِ أَتقَاکُمإِنَّ اللهَعَلیم خبیر )سوره حجرات،آیه 13(

Oleh karena itu, perempuan sebagai dirinya sendiri mempunyai tugas yang berat untuk mencapai tujuan hidup yaitu ketaqwaan dan kesempurnaan hakiki.

Dalam ruang lingkup keluarga, perempuan adalah sebagai istri dengan segala tanggung jawabnya. Ia harus bisa menjadi Ibu rumah tangga, pemimpin dalam rumah dan yang terpenting ia sebagai penenang bagi suami dalam kehidupann sehari-hari. Selain itu, ia juga merupakan ibu yang merupakan pendidik utama anak-anak. Tugas ini ini sangat berat karena ibu harus mampu mendidik anak-anak, baik dari segi fisik (jasmani) maupun spiritual (rohani).

Dalam ruang lingkup sosial, perempuan memiliki peran-peran sosial yang tak kalah besarnya dari peran-peran sosial lelaki, sebagaimana Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw menegaskan hal ini. Di mata Islam, perempuan adalah akar atau asas sebuah masyarakat. Jika perempuan dalam sebuah masyarakat baik maka masyarakat itu juga akan baik. Sebaliknya, jika perempuan rusak maka akan rusak pulalah masyarakatnya.

Meneliti perannya sebagai ibu, maka perempuanlah yang mencetak generasi bangsa, yang menumbuhkan sifat-sifat terpuji dalam diri anak, membimbing anak agar sukses dan berguna bagi bangsa dan negara. Dan sudah menjadi tidak asing di telinga kita dengan adanya slogan/adagium bahwa dibalik setiap sosok tokoh yang besar pasti ada seorang perempuan (ibu) yang mendukungnya, diantaranya Napolion Bonaparte, Begitu pula para ulama besar misalnya Nasruddin Thusi, tokoh revolusi Islam Iran Imam Khomeini, Sayyid Muthahhari. Adapun contoh paripurnanya adalah Fathimah Zahra yang telah melahirkan keturunan-keturunan suci yang menjadi panutan umat Islam.

Namun sangat disayangkan, saat ini banyak sekali wanita yang menjauh dari tugas utamanya yaitu mendidik anak-anak, baik sengaja atau tidak sengaja. Sebagian mereka melakukannya karena ketidaktahuan dan beranggapan bahwa peran perempuan di dalam rumah tidak sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Bahkan ada yang menganggap bahwa rumah dan keluarga tak lain penjara bagi perempuan. Tentu saja anggapan ini salah. Sebagaimana Abi Ibrahim Musa Bin Ja’far as pernah bersabda, "Jihadnya perempuan adalah melayani suami”. Allah menciptakan perempuan untuk berkhidmat kepada suami serta mengemban tanggung jawab mendidik anaknya dengan baik dan bisa menghadiahkan kepada masyarakat menjadi anak yang baik, sehat serta teladan yang akan mengarahkan masyarakat kepada kesempurnaan. Oleh karena itu, perempuan diciptakan sebagai lambang keindahan-Nya dan untuk menyenangkan hati pasangan dan keluarganya, yang akan memberikan perubahan untuk masyarakat dan lingkungannya.

Dengan bergesernya peran dan kewajiban perempuan dalam keluarga dan masyarakat mempunyai dampak yang buruk terhadap masyarakat misalnya dengan mengembar-gemborkan persamaan hak dengan laki-laki, baik dari segi gender, peranan sosial, gaya hidup, pekerjaan dan sebagainya. Padahal Allah swt menciptakan perempuan dan wanita dengan bentuk fisik dan kekhususan ruh yang berbeda sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam keluarga dan masyarakat.

Perempuan dengan segala kelembutannya dan kasih sayangnya tidak pantas bekerja di bagian wilayah laki2, misalnya sebagai supir, pekerja kasar dan lain-lain, sementara laki-laki yang lebih mengedepankan akal dari perasaannya tentu kurang pantas untuk mendidik anak dan bekerja di wilayah keperempuanan seperti mengasuh bayi, menjaga dan mendidik anak. Semua itu butuh akan kesabaran dan perasaan penuh kasih sayang, bukan akal semata.

Oleh karena itu, Allah swt menciptakan perempuan dan laik-laki dengan segala perbedaannya itu mempunyai hikmah, yang merupakan bekal keduanya untuk saling melengkapi dalam sebuah keluarga sebagai institusi paling kecil di masyarakat. Antara persamaan dan perbedaan bukanlah menjadi permasalahan akan tetapi bagaimana kita menyikapinya dengan baik sehingga terjalin gerakan yang harmonis. Kita analogikan dengan sebuah kebun bunga, kalau di kebun itu hanya ada satu jenis bunga tentu kebun kita tidak akan kelihatan indah, akan tetapi ketika di dalamnya ada berbagai jenis bunga, inilah keindahan akan nampak bukan karena satu jenis bunga akan tetapi dengan berbagai jenis bunga membuat mata indah memandangnya. Dan begitu pula Allah swt telah menetapkan fungsi dan tugas masing-masing bagi perempuan dan laki-laki di dunia ini semata-mata sebagai pasangan keduanya untuk mencapai tujuan kesempurnaan yang hakiki.

Peran perempuan dalam masyarakat juga sangatlah penting dan perannya tidak kalah penting seperti laki-laki dalam membangun sebuah peradaban baik di bidang sosial, politik, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. Tanpa peran aktif perempuan, dunia akan timpang dan berat sebelah. Hanya saja, Islam memberikan aturan-aturan yang jelas untuk peran serta perempuan dalam masyarakat.

Aturan-aturan ini harus ditaati oleh aktivitas perempuan, supaya segala aktivitas berjalan lancar dan sehat. Salah satunya adalah mengenakan hijab sesuai amanat surah an-Nur ayat 30-31. Hijab di sini ada dua pengertian.

Pertama hijab secara zhahir, yaitu pakaian yang menutupi anggota tubuh perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Adapun model dan warna dalam berhijab, Islam tidak menentukan model dan warna tertentu. Akan tetapi hanya aturan-aturan umum saja seperti : tidak memakai pakaian tipis/tembus pandang, tidak memperlihatkan lekukan tubuh, tidak memakai pakaian syuhrat yang dapat menarik perhatian orang lain misalnya memakai pakaian dengan warna yang mencolok.

Kedua hijab batin. Adapun yang disebut hijab batin adalah perempuan harus menerapkan batasan-batasan tertentu dalam pergaulan dengan non mahram. Misalnya mempunyai rasa iffah dan malu, tidak bergaul dengan laki-laki yang non mahram, berbicara seperlunya dengan non mahram, tidak melembut-lembutkan suaranya ketika berbicara dengan non mahram, dengan adanya hijab lahir dan hijab batin ini akan membantu dalam segala macam aktivitasnya dengan baik dalam masyarakat.

Oleh karena itu, sosok potret perempuan menurut Islam adalah ia bisa mengembangkan segala potensi dan perannya sebagai perempuan sendiri, ia sebagai bagian dari keluarga dan ia sebagai lapisan dari masyarakat dalam menjalankan tugasnya sebagai mahluk yang agung dengan tiada tujuan lain selain ketaatan kepada Sang Pemberi Amanah.

Daftar Pustaka

1. Al Quranul Karim.

2. Nahjul Balaghah ( Subhi Shaleh), Surat ke 31, Hal 405.

3. Jamsyidi Asadullahi, Azizi Kiya Gula Mahalli, Justâri Durustî Syenosi Zan, Qom, Muassasah Omuzesyî Va Fzuhesyî Imam Khomaenî. 1385.

4. Alasvand Fariba, Zan Dar Islam (Perempuan dalam Islam), Qom, Markaz Nasyr Hajar, 1390.

5. Anshari Uzrâ, Zelvehoe Raftore Hadrate Zahra sa, Qom, Bustân Ketâb. 1372.

6. Jamsyidi Asadullahi, Azizi Kiya Gula Mahalli, Justâri Durustî Syenosi Zan, Qom, Muassasah Omuzesyî Va Fzuhesyî Imam Khomaenî. 1385.

7. Zan Az Zabone Quran, Qom, Markaz Farhanggi Maârefe Quran, 1389.

komentar Pemirsa
Nama:
Email:
* Pendapat: