bayyinaat

Published time: 15 ,November ,2017      19:51:38
Imam Khomeini (1320-1410 H/1902-1989) yang nama asli adalah Sayid Ruhullah Musawi Khomeini adalah seorang Marja' taklid Syiah yang berpengaruh pada abad kontemporer. Ia menyatakan perlawanannya secara terbuka dalam menentang kerajaan Syah Pahlevi pada tahun 1963.
Berita ID: 87

Imam Khomeini (1320-1410 H/1902-1989) yang nama asli adalah Sayid Ruhullah Musawi Khomeini adalah seorang marja' taklid Syiah yang berpengaruh pada abad kontemporer. Ia menyatakan perlawanannya secara terbuka dalam menentang kerajaan Syah Pahlevi pada tahun 1963.

Akibat dari perlawanan ini, Imam Khomeini ditangkap sebanyak dua kali oleh rezim kerajaan Pahlevi dan kemudian diasingkan dari Iran . Untuk beberapa lama diasingkan di Turki kemudian dipindahkan ke Najaf lalu dipindahkan lagi ke Irak. Selama 13 tahun ia memimpin perjuangan revolusi, mengajar dan menulis buku dalam bidang ilmu-ilmu hauzah dan keagamaan. Pada tahun 1979 ia terpaksa meninggalkan Irak dan pergi ke Paris. Setelah beberapa lama tinggal di Paris kembali ke Iran. Revolusi Islam Iran pun mencapai kemenangan dan sampai akhir hayatnya ia menjadi pemimpin Republik Islam Iran.

Gerakan Imam Khomeini dan kemenangan revolusi di Iran cukup banyak berpengaruh di dunia. Revolusi ini mengarah pada pembentukan gerakan politik berdasarkan agama dan Islam.

Teori Wilayatul Faqih Mutlaqah atau kewenangan mutlak seorang faqih sebagai teori fikih-politik yang berdasar pada keyakinan-keyakinan ajaran Syiah merupakan teori terpenting yang ia cetuskan. Ia berupaya keras membentuk pemerintahan Republik Islam dan Undang-undang Dasarnya berdasarkan teori ini. Dalam pandangan Imam Khomaini pemerintahan merupakan filsafat praktis semua ajaran-ajaran fikih. Pandangan pemerintahannya pada fikih menyebabkannya meyakini bahwa selain penegasan atas pentingnya penjagaan kerangka dasar fikih tradisional, juga berkeyakinan pada perlunya terobosan baru dalam berijtihad. Teori peran ruang dan waktu dalam berijtihad dan sebagian fatwa-fatwa berpengaruhnya dapat dikatakan sebagai hasil dari pandangan ini.

Kaum muslimin, khususnya muslim Syiah sangat mencintai Imam Khomeini dengan sepenuh hati. Orang yang melayat dalam pemakaman agung itu telah menembus angka hingga kira-kira 10 juta dan merupakan acara berkabung terbesar di dunia.

Imam Khomeini, selain menguasai ilmu fikih dan ushul fikih sebagai ilmu yang berkembang di Hauzah Ilmiah, juga menguasai Filsafat Islam dan Irfan Teoritis. Imam Khomeini termasuk ulama akhlak. Selama mengajar di Qom, ia mengajar pelajaran akhlak di Madrasah Faidhiyyah. Selama hidupnya Imam Khomeini menjalani kehidupan yang sederhana dan zuhud. Selama di Najaf sebagai marja' dan juga pada tahun-tahun terakhir kehidupannya sebagai Pemimpin Republik Islam Iran, Imam Khomeini menempati rumah yang sederhana di kawasan Jamaran, Tehran.

Bagaimana dan Apa Perjuangan yang ia lakukan dalam menumbangkan rezim Syah Fahlevi ketika itu?

Pada mulanya sistem pemerintah Iran adalah monarki konstitusional yang karena pelanggaran secara terus menerus oleh dua Syah maka ia diganti secara paksa (dikudeta) yang kemudian berubah menjadi pemerintahan Monarki secara mutlak. Program-progam yang digulirkan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan Syiah. Hal ini mengundang protes kaum agamawan khususnya ulama kepada rezim Pahlevi.

Gerakan Pertama

Protes resmi Imam Khomeini kepada pemerintahan monarki dimulai ketika mereka mengeluarkan pernyataan sikap pada tahun 1962. Setelah disahkannya aturan yang dikenal dengan nama "Draft Undang-undang Provinsi dan Negara" maka untuk pertama kalinya pada tanggal 8 Oktober 1962 diadakan pertemuan yang dihadiri oleh Imam Khomeini dan kemudian membuahkan pernyataan sikap dari ulama dan Imam Khomeini. Pada tanggal 2 Desember 1962, aturan itu dicabut karena protes yang diadakan oleh Imam Khomeini. Ia membuat pernyataan sikap untuk mengakhiri kekacauan ini.[i]

Protes yang Berkelanjutan

1. 21 Februari 1963: pemboikotan referendum ilegal Rezim Syah Pahlevi yang dikenal dengan "Inqilab Sefid" (Revolusi Putih) oleh Imam Khomeini.[ii]

2. 22 Maret 1963: prahara berdarah di Madrasah Faidhiyyah yang dilakukan oleh Rezim Syah.[iii]

3. 5 Juni 1963: penangkapan Imam Khomeini dan protes yang dilancarkan oleh masyarakat atas penengkapan Imam Khomeini

4. 25 Juni 1963: pemindahan Imam Khomeini dari barak Qasr ke penjara di Isyrat Abad'

5. 10 Apri 1964: pidato sejarah Imam Khmeini di Masjid A'zham Qom setelah dibebaskan dari penjara

6. 26 Oktober 1964: pidato berapi-api Imam pada momen diajukannya kekebalan diplomatik warga negara asing (kapitulasi).[iv]

7. 4 November 1964: penangkapan dan pengasingan ke Turki

8. 12 November1964: pemindahan dari Ankara ke Bursa Turki

Pengasingan ke Najaf

1. Pada tanggal 5 Oktober 1965, Imam Khomeini dipindahkan dari Turki ke Baghdad.

2. Pada tanggal 8 Oktober 1965 dipindahkan dari Samarra ke Karbala.

3. Pada tanggal 15 Oktober 1965, memasuki kota Najaf dan setelah adanya kunjungan dari ulama dan para marja Najaf, pada tanggal 14 November 1965, Imam Khomeini memulai pelajaran-pelajaran Hauzahnya.

4. 2 Mei 1977 : Imam menulis pesan dalam rangka peringatan 40 hari para syuhada Qom

5. 24 September 1978: pengepungan rumah Imam oleh tentara Ba'ats Irak

6. 2 Oktober 1978 : hijrah dari Irak menuju Kuwait

7. 5 Oktober 1978 : hijrah dari Irak ke Perancis

8. 1 Februari 1979 : kembali ke Iran setelah 15 tahun pengasingan

Pemimpin Revolusi Islam di Iran

Pada tahun 1979 gerakan revolusi rakyat Iran mencapai kemenangan. Imam Khomeini pada tanggal 1 Februari tahun itu juga kembali ke Iran dan pada tanggal 11 Februiari rezim Syah Pahlevi secara resmi hancur. Beberapa tahun kemudian, pada bulan April 1979 diadakan referendum. Untuk beberapa lama Undang-undang ditulis oleh Dewan Ahli (Majelis Khubregān) yang dipilih oleh rakyat. Berdasarkan undang-undang ini juga Imam Khomeini diakui sebagai Pemimpin Republik Islam Iran. Ia sampai akhir hayatnya, yaitu bulan Juni 1989 mengemban tugas ini.

Apa saja yang dicetuskan oleh Imam Khomaini selama menjadi wali faqih?

Kerja-kerja penting Imam Khomeini selama 10 tahun adalah konsolidasi Republik Islam Iran, menyusun Undang-Undang Dasar, menghadapi pemberontakan-pemberontakan dalam negeri, pemimpin perang selama 8 tahun pada masa penyerangan Irak ke Iran, menerima perdamaian dari Irak, merevisi Undang-Undang Dasar dan lainnya.

1. Hari Quds Sedunia

Beberapa bulan setelah kemenangan Revolusi di Iran, pada bulan Agustus tahun 1979 yang bertepatan dengan bulan Ramadan 1399 H, Imam Khomeini mengumumkan hari Jumat terakhir bulan Ramadan sebagai hari Quds dan dari segenap kaum Muslimin dunia meminta untuk menyatakan solidaritas internasional dalam mendukung hak-hak sah rakyat Palestina.[v]

Hari itu dalam kalender remsi Iran tercatat sebagai hari Quds sedunia. Sejak saat itu, setiap tahun pada hari Jumat terakhir bulan Ramahan, di Iran dan negara-negara lainnya mengadakan aksi unjuk rasa.

2. Surat kepada Gorbachev, Presiden Uni Soviet

Pada hari pertama tahun 1989 M, Imam Khomeini menulis surat kepada Michael Gorbachev, Ketua Presidium Uni Soviet. Surat ini dibawa oleh delegasi yang terdiri dari Ayatullah jawadi Amuli, Dr Muhammad Jawad Larijani dan Khanum Mardhiyah Hadedche Dabagh dan diserahkan kepada Gorbachev.

Surat ditujukan kepada pemimpin Uni Soviet dan ditulis pada saat analis politik mulai mengamati perkembangan di dunia Komunisme. Pemimpin Revolusi Islam, meramalkan runtuhnya Uni Soviet dan menulis: Semenjak sekarang, Komunisme harus ditemukan di museum sejarah politik dunia. Dalam surat itu, di samping mengkritisi atas pemikiran Materialisme juga tentang ajakan tokoh mereka kepada spiritualitas dan memberi perhatian kepada agama dan kirimkan sarjana-sarjana ke Qom untuk mengenali kebenaran agama.

3. Berlepas diri dari Kaum Musyrikin

Salah satu program yang dilakukan para jamaah haji Iran adalah acara berlepas diri dari kaum musyrikin. Acara ini berupa demonstrasi dan orasi-orasi melawan Amerika, rezim zionisme dan sebagian negara-negara lain yang memerangi Iran. Acara ini dilakukan pada tanggal 7 Dzulhijjah pada setiap tahun di Mekah.

4. Fatwa Mati Salman Rusydi

Pada tahun 1988 M terbit sebuah buku berjudul Ayat-ayat Syetan yang menurut keyakinan mayoritas kaum Muslimin berisi tentang penghinaan kepada Nabi Muhammad saw. Pada bulan Januari 1989 M, Imam Khomeini menyatakan murtad terhadap penulis buku itu karena penghinaan yang dilakukannya terhadap Nabi Muhammad Saw dan menfatwa hukuman mati kepadanya.[vi] Setelah beberapa lama tersebar berita bahwa penulis buku itu sudah bertaubat dan hukum mati atasnya telah dicabut, namun Imam Khomeini dalam menjawab pertanyaan tentang hal ini menegaskan bahwa walaupun Salman Rusdi telah bertaubat dan menjadi seorang yang zuhud pada zamannya sekalipun, hukum mati atasnya tidak akan berubah.[vii][]

Sumber: Wiki Syiah



[i] Rajabi, Muhammad Husain, Zendeginameh Siyasi Imam Khomeini ra, hal.229

[ii] Kajian dan Informasi Markaz Tanzim wa Nasyre Atsare Imam Khomeini ra.

[iii] Ibid.

[iv] Pidato Imam Khomeini Pada Momen Peresmian Kapitulasi.

[v] Shahifah Imām, jld. 9, hlm. 267.

[vi] Ibid, jld. 21, hlm. 263.

[vii] Ibid, jld. 21, hlm. 268.


komentar Pemirsa
Nama:
Email:
* Pendapat: